Annurgreenmenganti.com - Siapa yang tidak kenal Habib Umar bin Hafidz? Ia adalah seorang ulama dunia dari Tarim Yaman yang terkenal dengan keilmuan dan kharismanya. Siapa sangka ia punya rutinitas sehari-hari yang mungkin bagi orang awam terlihat mustahil dan di luar nalar. Habib Mujtaba, seorang murid Habib Umar sekaligus Sekretaris Majelis Muwasholah Pusat Jakarta, sebuah majelis yang didirikan Habib Umar, menceritakan keseharian Habib Umar. Menurut Habib Mujtaba, Habib Umar bin Hafidz hampir tidak tidur sehari semalam, setiap hari.
Habib Umar bangun pada sebelum pukul 03.00 pagi. Lalu ia duduk menyendiri, tahajud dan membaca Al-Qur'an. Ini adalah rutinitas wajib baginya. "Setelah itu, beliau pergi ke masjid, bersama para santri yang hapal Al-Qur'an membaca Al-Qur'an dan wirid sampai adzan Subuh berkumandang. Kemudian beliau shalat Subuh berjamaah, lalu mengajar santrinya hingga terbit matahari pagi. Habis itu, beliau shalat empat rakaat (shalat Isyraq), dan membaca Al-Qur'an satu juz. Walau sesibuk apa pun beliau, ini amalan wajib beliau,"
Habib Mujtaba kemudian mengisahkan, pada pukul 06.30, Habib Umar pulang ke rumah. Biasanya kalau ada tamu, ditemui lebih dulu, kemudian sarapan pagi. "Namun yang istimewa, pada waktu sarapan pagi ini digunakan Habib Umar untuk mengajar keluarganya, dari mulai alif ba ta, hingga kitab-kitab besar seperti Alfiyah, Shahih Bukhari, Ihya' Ulumuddin," beber Habib Mujtaba. "Dan yang mengagumkan belajarnya ada kurikulumnya," imbuhnya.
Menurut Habib Mujtaba, hal ini sebagai pelajaran atau cerminan bagi penceramah atau dai, pengajar dan lain sebagainya yang sibuk ngajar orang lain, tapi tidak ada waktu untuk keluarganya.
Kemudian sekitar pukul 09.00 pagi, Habib Umar tidur sekitar setengah jam dan paling lambat bangun pukul 10.30 siang. Setelah itu, Habib Umar menuju ke kantornya di Darul Mustofa untuk memeriksa dokumen jika ada yang perlu diteliti atau ditandatangani. Kemudian, Habib Umar menjalankan shalat Dzuhur. "Setelah itu beliau menyempatkan diri untuk menghadiri undangan masyarakat Tarim, bisa berupa undangan nikah atau aqiqah dan lain sebagainya," ujar pendakwah dari Palembang, Sumatera Selatan ini.Usai memenuhi undangan masyarakat, Habib Umar pulang ke rumah untuk menjamu tamu hingga Asar. "Ini merupakan jadwal umum beliau, tapi kadang beliau menghadiri majelis fatwa dari jam 10.00 pagi hingga Asar," ujar Habib Mujtaba.
Habib Mujtaba meneruskan,
usai takziah, Habib Umar pulang ke
rumah dan persiapan shalat Maghrib,
lalu pergi ke masjid untuk shalat
Maghrib berjamaah. "Habis itu beliau
ngaji baca Al-Qur'an bersama santrinya
yang hapal Al-Qur'an. Kadang beliau
punya jadwal pengajian di luar. Setelah
itu, beliau shalat Isya berjamaah,"
lanjut Habib Mujtaba.
Setelah shalat Isya berjamaah,
biasanya Habib Umar punya jadwal
umum atau untuk masyarakat umum.
"Seperti Maulid, pengajian sana dan
pengajian sini hingga pukul
21.00," ungkap Habib Mujtaba
Selanjutnya, Habib Umar menemui
tamu lagi hingga pukul 24.00. Bahkan,
dulu sebelum dibatasi oleh anak-
anaknya, bisa sampai pukul 01.00 dini
hari.
"Nah, mungkin kalian bertanya tidur
beliau kapan? Dan nggak capekkah?
Capek dalam berdakwah bagi beliau
itu lezat sekali," ungkap Habib Mujtaba
Mendengar kisah Habib Umar dari
Habib Mujtaba itu, Deddy Corbuzier
sampai terheran-heran dan
menganggapnya sebagai mukjizat.
Kemudian Habib Husein
Ja'far yang juga menjadi bintang tamu
episode itu, menimpalinya
dengan berkata bahwa itu adalah kara
mah.
Dalam podcast tersebut, Habib Husein
Ja'far juga menyatakan bahwa ada
seorang filsuf bernama Heidegger.
Filsuf ini mengatakan seorang
beruntung ialah yang waktunya
otentik. "Otentik artinya dia punya
kendali atas waktu dan bukan waktu
yang mengendalikannya," ujar Habib
Ja'far.
"Sebagai orang awam kita bisa
memetik pelajaran dalam kisah ini.
Mungkin kita ingin meniru Habib Umar seratus persen seperti itu. Kalau itu kita
lakukan, kita biasa kena tipes,"
kata Habib Ja'far.
Habib Ja'far pun mengutip ayat Al-
Qur'an. "Ittaqullah mastatha'tum.
Bertakwalah semampumu," ujarnya.
0 Komentar